Bankir Bongkar Rahasia: Bukti Nyata Kesusahan Warga RI yang Tersembunyi
1pn0e5cvchj9ioeoyojmoy-arfo1ccieatcidqgu18q.workers.dev Selamat membaca semoga mendapatkan ilmu baru. Detik Ini saatnya membahas News yang banyak dibicarakan. Artikel Mengenai News Bankir Bongkar Rahasia Bukti Nyata Kesusahan Warga RI yang Tersembunyi Jangan berhenti di sini lanjutkan sampe akhir.
Survei terbaru mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang melambat, terutama di kalangan kelas menengah ke bawah, telah menghambat pertumbuhan pendapatan. Hal ini berdampak negatif pada permintaan kredit dan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), sehingga menimbulkan tantangan bagi industri perbankan.
Akibatnya, beberapa bank besar telah merevisi target pertumbuhan mereka. CIMB Niaga (BNGA) telah menurunkan target pertumbuhan kredit menjadi 6%, sementara OK Bank (DNAR) telah merevisi target pertumbuhan DPK pada Juni lalu. Bank BTN (BBTN) juga telah merevisi target pertumbuhan labanya menjadi sekitar 1% untuk akhir tahun 2024.
Persaingan suku bunga yang ketat antar bank juga menjadi faktor pesimisme dalam pencapaian target. Direktur Kepatuhan OK Bank, Efdinal Alamsyah, menyatakan bahwa pesimisme ini mencerminkan tantangan ekonomi saat ini.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, mengidentifikasi beberapa tantangan yang dihadapi, termasuk tekanan biaya pendanaan yang meningkat akibat kenaikan suku bunga acuan. Hal ini juga berdampak pada daya beli kelas menengah yang menurun.
Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, mengungkapkan bahwa penurunan target laba yang signifikan dari 10-11% menjadi sekitar 1% disebabkan oleh tekanan biaya pendanaan yang tinggi dan daya beli kelas menengah yang menurun.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan, menilai bahwa kondisi saat ini merupakan persaingan untuk mendapatkan likuiditas. Ia menyarankan agar bank menjaga kinerja mereka agar tidak menurun.
Data OJK menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit perbankan melambat menjadi 10,85% secara tahunan pada September 2024, turun dari 11,40% pada bulan sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh tren suku bunga acuan yang turun tetapi diprediksi akan bertahan atau bahkan naik lagi.
