Industri RI Meroket: Rahasia di Balik Kinerja Moncer

1pn0e5cvchj9ioeoyojmoy-arfo1ccieatcidqgu18q.workers.dev Hai selamat membaca informasi terbaru. Pada Saat Ini saya akan mengulas fakta-fakta seputar News. Review Artikel Mengenai News Industri RI Meroket Rahasia di Balik Kinerja Moncer Simak baik-baik setiap detailnya sampai beres.

Pertumbuhan Industri Ekspansif di Oktober 2024

Kementerian Perindustrian melaporkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) 2024 tumbuh ekspansif di bulan Oktober 2024, mencapai 52,75. Pertumbuhan ini diyakini didukung oleh optimisme pelaku industri atas pelantikan Presiden-Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Kami menilai meningkatnya permintaan dan IKI Oktober 2024 ini karena munculnya optimisme dari pelaku industri atas pelantikan Pak Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, serta pemilihan Kabinet Merah Putih, kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif.

Namun, pada bulan Oktober ini, Kementerian Perindustrian mencatat ada satu subsektor yang mengalami kontraksi.

Pertumbuhan IKI bulan ini didorong oleh dua sektor dengan kontribusi paling besar, yaitu industri minuman dan industri barang galian non logam.

Febri menambahkan, dari pelaku industri barang galian non logam, khususnya industri ubin keramik, mengapresiasi terbitnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2024 tentang Pengenaan Bea Masuk Antidumping Terhadap Impor Produk Ubin Keramik dari Republik Rakyat Tiongkok.

IKI bulan ini naik 0,27 poin dibandingkan September 2024 yang berada di posisi 52,48. Sedangkan jika dibandingkan dengan IKI pada bulan Oktober 2023, naik 2,05 poin di mana pada kala itu IKI berada di posisi 50,70.

Dari sisi variabel pembentukan IKI, terdapat perlambatan ekspansi nilai IKI variabel pesanan baru sebesar 0,33 poin menjadi 51,62.

Nilai IKI sebesar 52,75 ini sebagian besar dikontribusi oleh 22 subsektor yang ekspansif dengan share PDB, 22 subsektor ekspansif itu yakni 97,7%. Itu artinya hampir sebagian besar, hampir 90% lebih subsektor di bawah industri pengolahan non migas itu