Kisah Epik Sritex: Dari Benang ke Kekaisaran Tekstil
1pn0e5cvchj9ioeoyojmoy-arfo1ccieatcidqgu18q.workers.dev Mudah-mudahan semangatmu tak pernah padam. Di Jam Ini saya mau menjelaskan manfaat dari News yang banyak dicari. Deskripsi Konten News Kisah Epik Sritex Dari Benang ke Kekaisaran Tekstil Pelajari detailnya dengan membaca hingga akhir.
Sebagai raksasa tekstil Asia Tenggara, Sritex telah berkontribusi signifikan bagi Solo Raya, Jawa Tengah, dan Indonesia. Didirikan pada 1966, perusahaan ini mengawali perjalanannya sebagai perusahaan perdagangan tradisional di Pasar Klewer, Solo.
Pada 1968, Sritex membuka pabrik cetak pertamanya di Solo, memproduksi kain putih dan berwarna. Terdaftar sebagai perseroan terbatas pada 1978, perusahaan ini terus berkembang dengan mendirikan pabrik tenun pertama pada 1982.
Pada 1992, Sritex berhasil mengintegrasikan empat lini produksi (pemintalan, penenunan, sentuhan akhir, dan busana) dalam satu atap. Inovasi ini membawa Sritex selamat dari Krisis Moneter 1998 dan melipatgandakan pertumbuhannya hingga delapan kali lipat.
Sritex telah memproduksi berbagai produk global, termasuk seragam militer untuk NATO dan tentara Jerman. Perusahaan ini juga memproduksi seragam TNI dengan kemampuan khusus, seperti anti air, anti api, dan anti nyamuk.
Selain seragam, Sritex juga memproduksi perlengkapan militer lainnya, seperti ransel serbu yang dapat digunakan sebagai pelampung dan tenda anti air untuk TNI. Bahkan, perusahaan ini turut andil dalam pembuatan Hovercraft milik TNI.
Namun, kejayaan Sritex meredup dan dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Niaga Semarang pada 26 Oktober 2024. Perusahaan memiliki utang sebesar Rp 101,30 miliar kepada IBR dan tengah mengajukan kasasi atas status pailit tersebut.
